“Gimana, gue masih aman-aman aja kan walaupun nge-rokok?” celetuk salah satu tetangga yang
sedang ngobrol dengan kakak saya.
Terdengar
dari dalam kamar saya hanya geleng-geleng kepala saja. Segimanapun saya
memberikan arahan / pengetahuan tentang bahaya rokok terlebih di masa pandemi ini,
ya tetep aja yang bandel mah tetep bandel.
Tapi
at least pengetahuan yang saya dapat,
sudah saya bagi dan infokan ke keluarga saya, tentang bahaya rokok, tentang
bagaimana perokok bisa menjadi yang terpapar Covid-19, dan juga berbagai macam
penyakit yang bisa datang ke tubuh nya.
Tinggal
di lingkungan yang mayoritas nya adalah perokok, bukan menjadi suatu hal yang
baru bagi saya. Yang sangat disayangkan, daerah tempat tinggal saya ini,
sepertinya kebanyakan segan dengan orang-orang yang dianggap nya "tinggi".
Jadi
untuk menegur itu seolah menjadi hal yang menakutkan, alhasil “merokok”
dijadikannya sesuatu yang sangat wajar seolah tak ada bahaya yang mengintai.
Tak
hanya ibu-ibu yang ada di situ, tetapi banyak nya anak-anak di lingkungan
tersebut membuat saya semakin khawatir. Bahkan dulu sewaktu saya di bangku SMP,
ada anak tetangga yang usia nya masih di bawah saya, sudah berhasil merokok
dengan fasih nya bahkan sempat minum-minuman berakohol.
Lingkungan
seperti ini yang perlu banyak diperhatikan oleh pemerintah setempat. Perlu
adanya tindakan tegas terhadap orang-orang yang merokok di tempat umum
bahkan di depan anak-anak.
Ibu-ibu
yang ada di sana tak hanya khawatir akan bahaya rokok terhadap anak-anaknya,
tetapi juga khawatir terhadap para suaminya yang lebih menomor satu kan rokok
dibanding kebutuhan pokok.
Melihat
kenyataan tersebut saya juga sangat sedih, belum kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi, mereka pun harus membayar kontrakan setiap bulannya, jajan anak-anak
nya, dan segala kebutuhan penting lainnya.
Saya
jadi teringat sebuah talkhsow yang saya tonton beberapa waktu lalu, yang tema nya
juga pas dengan apa yang saya tulis di atas tadi. Semoga bisa diterapkan juga di wilayah tempat tinggal saya.
Pandemi : Kebutuhan Pokok Vs Kebutuhan
Rokok
Tepat pada hari Rabu, 26 Agustus 2020 lalu, saya mendengarkan dan menyaksikan program radio Ruang Publik KBR secara live di youtube channel nya Berita KBR yang membahas tentang "Pandemi : Kebutuhan Pokok vs Kebutuhan Rokok".
Instagram @kbr.id
Acara
yang dipandu oleh Host Don Brady tersebut berlangsung mulai dari jam 09.00 –
10.00 WIB dan menghadirkan narasumber-narasumber yang tentu sangat
kredibel di bidangnya.
Mereka
adalah Nurul Nadia Luntungan (
Peneliti CISDI ) dan M Nur Kasim (
Ketua RT. 001/003 dari Kampung Bebas Asap Rokok dan Covid-19 Cililtan Jakarta ).
Banyaknya
wilayah yang masih menerapakan kebebasan untuk merokok, membuat perokok semakin
dimanjakan, terlebih jika kita lihat penjual rokok pun ada dimana-mana.
Padahal
ekonomi kita sedang morat-marit lah istilahnya, tapi tetnu hal ini tak berlaku bagi perokok.
Bahkan
yang mengagetkan adalah sebagian dari masyarakat di Tomohon bilang “merokok tak akan
bisa membuat perokok terkena Covid-19”. Sedih yah kalau melihat kenyataan depan
mata seperti ini.
Coba
kita balik intip kutipan dari Kemenkes ini :
Merokok
merupakan salah satu faktor resiko PTM ( Penyakit Tidak Menular ) penyebab
penyakit kardiofaskular, kanker, paru-paru kronis, dan diabetes serta merokok
juga merupakan faktor resiko penyakit menukar sepert TBC dan infeksi saluran
pernafasan.
Jika sudah ada pernyataan tersebut, apakah tetap mau melanjutkan merokok atau mau berhenti?
Mba Nurul Nadia Luntungan saat memberikan penjelasan
( screenshoot dokpri saat nonton live di youtube )
Buat beberapa masyarakat yang masih mengangap rokok tidak membahayakn dan tidak akan terkena Covid-19, nih coba baca penjelasan dari Mba Nurul :
Adanya persepsi yang salah tentang rokok di masyarakat inilah yang menjadi salah satu penyebab nya. Bagi perokok, pasti akan banyak alasan untuk mereka tetap bisa merokok. Ini yang disebut defense mechanism ( mekanisme defensif ).
Mba
Nurul juga menambahkan bahwa tidak benar perokok tidak punya resiko terpapar
Covid-19. Karena berdasarkan data yang ada saat ini, perokok masih mempunyai
faktor tertinggi terkena Covid-19 dengan gejala yang lebih berat.
Baca Juga : Walau harga Cukai Rokok Naik dan Covid-19 di Depan Mata, Tak Membuat Perokok Jera
Sebagai orang yang tidak merokok, betul memang sangat geram dengan perokok -perokok yang memiliki keeogisan tinggi dalam merokok. Dan saya yakin saya nggak sendirian yang merasakan hal seperti ini.
Untuk itulah, sebelum ke tetangga, teman atau warga sekitar, saya pribadi selalu memberikan penjelasan tentang bahaya nya merokok dan resiko tinggi terpapar Covid-19 bagi perokok ke keluarga saya terlebih dahulu.
Harapannya mereka bisa berhenti dan bisa menjadi contoh bagi tetangga atau warga sekitar tempat tinggal.
Nah berbicara warga sekitar tempat tinggal saya, kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan yang berpenghasilan rendah tetapi sangat gencar jika untuk kebutuhan merokok.
Dengan melihat kenyataan tersebut, saya kok jadi punya mimpi yah, alangkah indah nya jika daerah tempat saya tinggal bisa menerapkan kawasan bebas rokok seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa kampung di Jakarta. Salah satu contohnya Cililitan Jakarta Timur.
Coba kita intip yuk, bagaimana Cililitan bisa berhasil menerapkan ini ke warga nya dan apa aja sih yang harus dilakukan untuk membuat warga nya taat dan paham aturan terkait larangan merokok.
Cililitan Yang Patut Menjadi Contoh
Sebagai
ketua RT yang menerapkan kawasannya bebas merokok, Pak M Nur Kasim juga menerapkan
beberapa hal kepada warga, salah satu nya adalah larangan merokok di dalam rumah.
Wah, masih belum terbayang sih jika hal tersbut dilakukan di wilayah tempat saya tinggal, bisa-bisa ketua RT nya bisa diamuk beberapa warga sekitar. Ini juga nih yang selalu menjadi PR terberat di wilayah tempat saya tinggal.
Pak M Nur Kasim saat memberikan penjelasan
( screenshoot dokpri saat nonton live di youtube )
Dear ketua RT wilayah manapun, please banget contoh Bapak M Nur Kasim ini, silahkan disimak siapa tahu bisa menginspirasi.
Pak Nur menerangkan bahwa "Memang untuk membuat aturan seperti ini bukanlah hal yang mudah, tapi dengan pelan-pelan dan pendekatan yang baik, maka warga juga perlahan mengikuti aturan yang Pak Nur buat".
Sebagai ketua RT yang baik dan bijak, terkait penerapan kawasan bebas rokok di kampung nya, tentu Pak Nur juga sudah melakukan berbagai macam tindakan yang baik untuk warga, salah satu nya adalah arahan untuk mengunakan bantuan pemerintah yang seharusnya digunakan untuk belanja kebutuhan pokok bukan rokok.
Untuk warung rokok yang masih ada di sekitar wilayah tempat tinggal, Pak Nur mengakui masih dilakukan secara bertahap.
Kalau semua Pak RT bisa bertindak tegas seperti Pak Nur ini, bukan tidak mungkin semua warga menjadi sehat, lingkungan wilayah juga sehat, tentu menjadi baik juga bagi pemerintah setempat.
Menurut saya, Cililitan yang sudah menerapkan kawasan bebas rokok ini perlu dijadikan contoh.
Bagaimana
dengan warga di Cililitan setelah adanya penerapan ini?
Pak
Nur menjawab sejak launching di bulan Juli 2020 lalu, mulai ada bapak-bapak
yang mulai sadar akan bahaya merokok, termasuk ada yang mengurangi konsumsi
rokok, dari yang 3 bungkus menjadi 1
dari yang beberpaa batang menjadi 1 batang dalam sehari.
Keuntungan
yang mereka dapat dari mulai mengurangi rokok adalah, tentu kebutuhan pokok
jadi terpenuhi, termasuk dialokasikan ke uang jajan anak-anak dan kebutuhan
pokok yang lain.
Menyadari bahwa untuk berhenti merokok adalah bukan sesuatu yang mudah dan bukan dalam waktu yang singkat, Pak Nur juga telah menentukan beberapa lokasi untuk warga nya bisa merokok dengan ruang yang terbuka.
Jadi
asap nya tidak mengganggu warga sekitar dan memasang slogan “Kampung Bebas Asap
Rokok dan Bebas Covid-19”
Ganti Rokok Mu Dengan Ini
Masih banyak perokok yang bandel, selalu aja ada bantahan ketika kita membantu menjelaskan / mengarahkan mereka untuk berhenti merokok. Tak sedikit juga dari mereka yang mengganti kebiasaan merokok nya dengan sesuatu yang tak berdampak sama sekali.
Dear perokok, simak deh penjelasan dari Mba Nurul ini :
Menururt
Mba Nurul substitusi ( pengganti ) rokok masing-masing orang itu berbeda-beda
tergantung mana yang lebih nyaman tetapi yang perlu diketahui adalah masa terberat untuk
berhenti merokok itu 3 hari – 2 minggu pertama.
Selama
masa itu, di sinilah para perokok yang berniat untuk berhenti, melakukan berbagai
macam pengganti rokok itu sendiri. Ada yang mengganti nya dengan :
1.
Permen karet
2.
Minum Air Putih
3.
Olahraga dengan push-up
4.
Mengurangi pertemuan sosial
Selain itu, untuk mereka yang ingin berhenti merokok, Mba Nurul menambhakan :
"Haruslah membuat planing, meyakinkan diri sendiri juga bahwa “akan berhenti merokok”, kemudian tentukan langka-langkah yang harus dilakukan ketika hasrat untuk merokok kembali muncul, dan terpenting adalah dukungan dari lingkungan sekitar termasuk keluarga".
Kamu bisa dinyatakan berhasil berhenti merokok, ketika selama 6 bulan berturut-turut tidak melakukan rokok sama sekali. Tetapi sebagai support system, kita harus kembali mengingatkan mereka untuk tidak kembali lagi merokok.
Tahu kah man teman bahwa pemerintah itu sudah berupaya keras lho untuk membuat warga nya bisa segera berhenti merokok, tujuannya tentu membuat warga nya sehat, jika sehat tentu kita bisa melakukan banyak hal yang produktif.
Dengan produktif, tentu kita mendapatkan penghasilan yang baik, dan dari penghasilan yang baik ini tentu pemenuhan hak sehat dan juga pokok bisa terpenuhi.
Pemerintah dan Upaya nya
Bagi yang belum tahu, berikut adalah salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi hak sehat warga nya.
Pada
2019, BPJS sendiri telah mengeluarkan 28,5 Triliun hanya untuk penyakit akibat
perilaku merokok. Ini juga menjadi beban pemerintah dan tentunya harus bisa
memotivasi pemerintah juga untuk membuat langkah-langkah agar masyarakat nya bisa berhenti merokok.
Survey
dari organisasi prakarsa menyatakan bahwa sebenarnya yang paling bisa membantu
masyarakat nya untuk bisa berhenti merokok
adalah kenaikan harga.
Survey
tersebut menyatakan jika harga rokok naik 50 – 100% itu sekitar 12 – 32%
perokok akan berhenti merokok atau mengurangi konsumsi rokok.
Hal
inilah yang menjadi ranah pemeritah dalam memenuhi hak sehat warga nya.
Mba
Nurul menambahkan, warga yang telah menerapkan kampung bebas rokok di
wilayahnya, itu sudah membantu pemerintah dalam memenuhi hak sehat warga nya.
Upaya
untuk pengalihan kebutuhan rokok ke kebutuhan pokok
Mba
Nurul menyampaikan bahwa sebagai salah satu tindakan pemerintah dalam melakukan
upaya tersebut adalah menaikkan harga rokok, untuk menaikannya berarti cukai
rokok yang perlu kita naikkan terlebih dahulu.
Hasil
dari kenaikkan cukai rokok tersebut bisa digunakan untuk subsidi menjadi
program-program sosial.
Kenaikan
cukai rokok sendiri ini kan membuat harga rokok jadi semakin mahal, yang mengakibatkan
perokok bisa mengurangi konsumsi rokok.
Nah, jika hal tersebut berhasil dilakukan oleh pemerintah setempat, maka jangan kaget jika banyak warga dan juga lingkungan yang sehat.
Saya juga percaya, jika tindakan pemerintah tersebut diindahkan oleh semua warga, maka pengeluaran yang tadinya untuk rokok, sangat besar kemungkinannya untuk dialihkan ke kebutuhan pokok.
Intinya adalah kita sebagai warga negara yang baik dan juga warga yang sangat menginginkan kesehatan dan juga kesejahteraan yang lebih baik, maka kita perlu kerjasama dengan pemerintah.
Saya sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau dorongan kepada pemerintah untuk #putusinaja kebijakan pengendalaian tembakau yang ketat. Anda juga bisa berbgai dengan mengikuti lomba blog serial #putusinaja yang diselenggarakan KBR ( Kantor Berita Radio ) dan Indonesian Social Blogpreneur ( ISB ). Syaratnya, bisa Anda lihat disini.
Stay safe and stay healthy. Adhe Albian
signing out.
Sadar diri seh itu yg paling penting dan peduli sekitar, ngapain uang di bakar tdk ada manfaatnya , mending di tabung untuk hal yg lbh penting.
ReplyDeleteThanks infonya ya, bermanfaat sekali, semoga kaum perokok baca ini.
Setuju kak. Mending ditabung dan dimanfaatkan buat kebutuhan pokok yah kak. Terimakasih juga kak sudah visit ke sini ;)
DeleteWahaiiii para perokok sadarlah bahwa bukan hanya diri kalian dan orang di sekitar kalian aja yang terancam tapi dompet kalian pun ikut terancam.
ReplyDeleteNah tuh bener banget, mengancam ke berbagai segi yah kak ;)
DeleteNah tuhhh
ReplyDeleteNah tuh apa kak? haha
DeleteKzl kzl kzl ama perokok yg buang asapnya sembarangan pen nya tuh mereka hirup sendiri asapnye coz perokok pasif itu lebih berbahaya sih menurut aq ... mudah2an pemerintah menaikkan harga rokok jadi pada mikir klo mau beli atau setidaknya kawasan bebas rokok diperluas deh hehe (lo kok malah curhat) btw nice article 👍🏻
ReplyDeleteAku pun ikutan kzl kak hehe kesel maksudnya ;) semoga pemerintah dan upaya nya bisa membuat semua perokok segera mengambil keputusan untuk berhenti ;)
DeleteKesehatan lebih berharga dari segalanya. Stop menyakiti diri sendiri sebelum terlambat.
ReplyDeleteKalau kita sehat, kita juga jadi bisa melakukan berbagai hal positif yah kak ;)
DeleteUntuk perokok akut seperti ayah saya sepertinya cukai naik tidak akan berpengaruh. Contohnya sekarang di masa pandemi saja yang mana perekonomian keluarga sedang tidak baik, tapi beliau tetap merokok meskipun dengan mengganti merk rokoknya dari yg mahal ke yang lebih murah. Tapi kan lebih baik untuk membeli makanan bukan?
ReplyDeleteTapi tulisan ini sangat bermanfaat sekali, semoga ayah saya mau membaca tulisan ini supaya terbuka mati hati nya untuk berhenti merokok.
Dear Ayah nya Kakak Tika, mohon dibaca artikel ini yah om. Kalau diluar sana ada beberapa Bapak-bapak yang bisa mengurangi atau bahkan berhenti merokok, masa iya om ggak bisa? Semagat kak Tika, semoga Ayah nya segera bisa mengambil keputusan untuk berhenti setidaknya mengurangi.
DeleteTerimakasih kembali kak, sudah membagi cerita nya juga ke laman coment blog ku ;)
Perokok tuh yaaa klo mau ngeroko pleeeeeeease banget di tempat yg sepi jgn ada org,karena kasian yg gak ngeroko kena dampaknya.padahal perokok pasif lebih bahaya dibanding perokok aktif
ReplyDeleteKebanyakan dari mereka memang belum paham banget mengenai hal ini sepertinya kak. Betapa bahaya rokok tidak hanya menyerang mereka, tapi bisa ke orang-orang di sekeliling nya. Semoga mereka segera bisa sadar untuk berhenti ;)
Delete