Temukan Jati Diri Melalui Budaya Remixed

 budaya-remixed

Terlahir di golongan generasi milenial, buat saya terkadang harus berhadapan dengan beberapa pilihan. Pilihan untuk terus mengikuti generasi orang tua dulu atau mengikuti perkembangan zaman di generasi yang baru.

Sekolah, kerja, menikah dan kemudian mempunyai anak, seolah menjadi pakem yang harus dipenuhi setiap anak milenial terhadap orang tua nya.

Open minded, berani mengambil resiko, mengikuti perkembangan zaman, melek tekhnologi, mengambil banyak pelajaran dan pengalaman hidup merupakan beberapa hal yang kini dilakukan oleh para generasi Z.

budaya-remixed

Generasi Z atau yang biasa kita sebut Gen Z adalah mereka yang terlahir pada tahun 1996 – 2010. Generasi yang biasa disebut juga dengan generasi internet ini terlahir dengan pertumbuhan tekhnologi yang semakin canggih.

Karena nya, mereka terbiasa dengan hal-hal yang baru dan tentu memanfaatkan kecanggihan tekhnologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari nya.

Sebenarnya, masih banyak juga generasi sebelumnya yaitu generasi milenial yang memilih untuk terus mengikut perkembangan zaman seperti gen Z.

Milenial yang memilih untuk mengikuti jejak orang tua nya / generasi sebelumnya juga tidak bisa disalahkan. Balik lagi setiap orang di masing-masing generasi berhak memilih.

Sebagai generasi yang masuk ke golongan milenial, jujur saja saya lebih senang terus mengikuti perkembangan zaman, berani untuk open mind dalam segala hal.

Bukan berarti petuah / wejangan dari generasi sebelumnya saya tidak didengar dan dijalankan, hanya saja saya selalu mengambil sisi positive nya.

budaya-remixed

Perbedaan Gen Z dan generasi-generasi sebelumnya terletak pada budaya. Budaya yang datang dari sebelum kita lahir dan budaya saat kita dilahirkan.

Budaya yang beragam, membuat kita juga jadi bertanya-tanya akan jati diri kita yang sebenarnya. Budaya mana yang harus kita ikuti, serap dan jalankan?

Bicara mengenai pertanyaan akan jati diri melalui budaya, saya sebagai generasi milenial senang sekali melihat gen Z yang produktif dan juga lebih kreatif bahkan sampai bisa melahirkan sosok-sosok yang menginspirasi. 

Tak hanya untuk gen Z saja melainkan generasi milenial pun ikut terinspirasi oleh nya.

budaya-remixed

Sosok gen Z yang  menarik perhatian saya adalah gadis cantik berusia 16 tahun LILI LATISHA. Sesenang itu bisa menyaksikan obrolannya seputar BUDAYA REMIXED bersama MIMDAN ( Merajut Indonesia Melalui Aksara Nusantara ) pada 30 Maret 2022 lalu di IG Live Bincang Mimdan #5.

Pandi lewat Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara ( Mimdan )berharap bahwa kedepannya semua aksara yang ada di Indonesia akan digitalisasikan dan dapat digunakan / diakses oleh semua orang melalui internet dengan berbagai perangkat.

budaya-remixed
Flyer IG Merajut Indonesia

Di awal live, sungguh terlihat bahwa Lili sosok Gen Z yang smart dan humble. Terlihat dari bagaimana cara dia berkomunikasi dengan host yang saat itu dibawakan oleh Evi Sri Rezeki dan juga para penonton IG Live malam itu.

Sempet bertanya-tanya sih saat melihat postingan flyer tentang budaya remixed ini. Apa sih sebenarnya makna dari Budaya Remixed dan bagaimana sosok Gen Z Lili Latisha ini memaknai nya.

budaya-remixed

Sosok gadis keturunan Indonesia dan China ini lanjut menuturkan tentang dirinya yang terlahir dengan beragam budaya. Mulai dari keluarga nya sampai dengan budaya yang ia dapat dari lingkungan / di luar keluarga.

budaya-remixed
IG Live @merajut_indonesia x @lilli_queenb

Sebagai Gen Z, Lili merasa budaya yang didapat sangatlah banyak dan menyebabkan sebuah pertanyaan muncul “Saya ini siapa sih sebenarnya?”. Dalam mencari jawabannya, Lili merasa itu seperti mencari dan menemukukan jati diri nya.

Sehingga, Lili harus membuka mata nya untuk berani mengambil langkah yang saya pribadi rasa tidak semua Gen Z mampu melakukannya.

Dalam melakukan penemuan jati diri nya, Lili harus melakukan proses pencarian dalam 3 dimensi yang ada pada tiap manusia. Tiga dimensi tersebut adalah :

1.       Masa lalu

Masa lalu didapat dari budaya keluarga. Mulai dari bagaimana ia dibesarkan, budaya dari kenegaraan dan keturunan yang berbeda, sampai dengan lingkungan.

2.     Masa kini

Masa kini yaitu masa dimana Lili menjalankan kehidupannya saat ini. Lebih lanjut Lili menyampaikan bahwa ia harus memanfaatkan momen ini untuk banyak mengambil kesempatan.

Mulai dari belajar hal-hal yang baru, termasuk terus menekuni hobinya terhadap art ( menyanyi, menari dan acting ).

Perbanyak menambah wawasan dalam berbagai hal dan bentuk, berani untuk open minded terhadap sesuatu hal yang baru yang bahkan tak semua orang bisa jadi tak sependapat dengannya.

Dengan melakukan hal tersebut, maka jangan kaget jika Gen Z bisa mempunyai pengalaman yang lebih banyak dibanding generasi sebelumnya.

3.     Masa depan / Masa yang akan datang

Masa depan menurut Lili ditentukan dari apa yang ia lakukan saat ini. Mengintip poin ke 2, yaitu perjalanan kehidupan masa kini yang harus betul-betul dimanfaatkan dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif dan produktif.

Jadi gambaran masa depan sudah ada di depan mata, kita ingin jadi apa dan siapa? Jawabannya ada di masa kini yang sedang dijalankan.

Dalam ketiga dimensi tersebut, terjadilah percampuran budaya / budaya remixed yang bisa dialami oleh semua orang. Budaya remixed merupakan identitas kita.

Identitas tidak hanya budaya nya itu sendiri, tetapi banyak dan biasanya mengakar. Mengakar dalam hal ini adalah melihat background masa lalu atau bisa melihat dari keluarga.

Lebih lanjut, Lili yang juga seorang aktor dan membintangi film “Ku Lari ke Pantai” ini menyampaikan bahwa budaya remixed bisa mencapai kehidupan yang ideal.

Ketika ditanya oleh host, “Menurut Lili, kehidupan ideal itu seperti apa?”. Lili pun menjawab dengan lugas :

“Hidup ideal itu adalah hidup yang seimbang, berani untuk open minded terhadap hal-hal yang baru, sehingga kita bisa tumbuh dan bisa berubah dari apa yang kita lakukan”.

“Open minded to grow up and to change” tutupnya.

budaya-remixed

Dalam pencarian jati diri, sebaiknya kita semua coba menilik 3 dimensi manusia yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Proses pencarian jati diri bisa didapat dari budaya yang beragam, tak hanya dari inner circle ( keluarga ) tetapi bisa didapat dari outer circle ( lingkungan, teman, kesukaan, hobi, dll ).

Tak hanya untuk generasi Z, generasi milenial pun jangan lupa untuk berani buka pikiran lebih luas ( open minded ), untuk bisa tumbuh dan mengalami perubahan menjadi lebih baik di masa depan.

Stay safe and stay healthy. Adhe Albian signing out…!!

 

 

Comments

  1. keren.. open minded ke hal yang positif pastinya. Tangkiu infonya mas adhe

    ReplyDelete
  2. Sangat menginspirasi, terimakasih lili sudah berbagi dan terimakasih mas adhe sudah mengutip ulang..sehat dan sukses terus ya..aamiin

    ReplyDelete

Post a Comment