www.adhealbian.blogspot.com |
Hidup
dilingkungan yang sebagiannya diisi dengan orang – orang perokok itu sungguh
tidak mengasikkan sama sekali. Jawabannya tentu temen-temen disini tahu, yaitu
kesehatan. Tapi, kesehatan itu bagi mereka sangat tidak diindahkan.
Penting
bagi saya untuk bisa menjadi sehat. Karena dengan sehat, saya bisa melakukan
aktifitas apa saja. Sama hal nya dengan apa yang dilakukan semua lapisan
masyarakat saat pandemi ini. Mereka semakin meningkatkan kesehatannya dengan
berolahraga dan juga makan-makanan yang bergizi.
Disituasi
pandemic yang mengharuskan kita semua berada dirumah saja ini, membuat
aktifitas – aktifitas ini harus dilakukan di rumah, seperti pekerjaan kantor,
beribadah, dan bahkan kegiatan belajar mengajar. Itulah sebabnya kita semua
harus bisa jaga imunitas tubuh agar tetap sehat.
Well, ngomongin tentang sehat, ternyata memang tidak semua masyarakat mengindahkan akan hal itu,
terbukti dengan masih banyaknya orang – orang yang mengenyampingkan kesehatan.
Salah satunya yang tadi saya sampaikan di paragraph pertama yaitu MEROKOK.
Pernah
kah terbayang oleh teman – teman, betapa bahaya nya merokok? Bahaya nya tuh
tidak hanya untuk Anda saja lho, tetapi bisa bahaya juga ke orang – orang disekitar
dan juga keluarga. Inget lho, sekarang ini kita semua sedang berada dirumah
aja, jadi anggaplah ini sebagai latihan untuk Anda bisa berhenti merokok.
Kasian kan keluarga yang kena imbas nya?
Bicara
mengenai berhenti merokok demi kesehatan diri dan juga keluarga dirumah, nah kali
ini saya ingin membahas tentang perbincangan ( talkshow ) yang sangat seru dan edukatif dari Ruang Publik KBR ( Kantor Berita Radio ).
RUMAH, ASAP ROKOK, DAN
ANCAMAN COVID-19
Perbincangan
yang informative dan edukatif tersebut ditayangkan secara langsung di youtube
channel Berita KBR pada hari Rabu, 20 Mei 2020 Pkl. 09.00 – 10.00 WIB, dengan
mengusung thema “Rumah, Asap Rokok, dan
Ancaman Covid-19”.
Dengan
menghadirkan Pembicara dr. Fransiscus
Abednego Barus ( Dokter Specialist Paru ) dan juga Nina Samidi ( Manajer Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau ),
acara live yang dibawakan langsung oleh Host Don Brady tersebut berjalan dengan sangat interaktif dan lancar.
Mendengar
dan menyaksikan talkshow mereka kemarin, membuat mata saya semakin terbuka,
bahwa bahaya rokok tidaklah main – main.
Jadi
teringat tentang salah satu teman saya, yang mulai merokok sejak menduduki
bangku Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Perasaanya beliau saat itu katanya sih
menyenangkan bisa merokok dengan bebas, apalagi cara mendapatkan rokok nya pun
sangat mudah.
Hanya
dengan pergi ke warung, rokok pun sudah ada digenggaman. Fyi, beliau bisa menghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari lho. Bayangkan
jika semua perokok aktif seperti teman saya ini harus melakukan kebiasannya
didalam rumah.
Balik
ke kalimat saya yang mengatakan “Inget
lho, sekarang ini kita semua sedang berada dirumah aja, jadi anggaplah ini
sebagai latihan untuk Anda bisa berhenti merokok. Kasian kan keluarga yang kena
imbas nya?”
Menurut
dr. Frans, merokok didalam rumah sangat bisa meningkatkan polusi, terutama jika
perokok mengabaikan instruksi dengan tetap merokok tanpa memikirkan yang lain.
Kenapa bisa sampai meningkatkan polusi?
Jawabannya, jelas karena asap rokok di dalam
ruangan bisa menyebar ke perokok pasif bahkan ke 3rd handed yaitu seperti pakaian, horden, sofa, dan juga
barang – barang lain yang ada dirumah yang dapat memberikan dampak masuknya
kandungan – kandungan berbahaya ke paru-paru.
PEROKOK TERMASUK SALAH SATU
RESIKO TERTINGGI TERPAPAR COVID-19 DAN SULIT DISELAMATKAN SAAT SUDAH KRITIS.
Kalau
saya menjadi perokok aktif sih, kalimat barusan jelas sangat menampar saya dan
bisa mikir berkali – kali jika harus memilih untuk meneruskan menjadi perokok.
dr.
Frans menjelaskan, setiap asap rokok yang dihirup masuk kedalam paru, akan
merusak bangunan saluran nafas yang memiliki dua daya tahan tubuh, yang pertama
adalah daya tahan mekanik ( yaitu rambut-rambut halus bernama silia untuk
mengusir kuman dan mengarahkan benda-benda asing untuk keluar dari saluran
nafas ), untuk perokok bisa lumpuh atau bisa gundul, dan yang kedua adalah daya tahan kimia, Immunoglobulin
A ( IgA ) akan berkurang dalam saluran nafas.
Kalau
sudah mendengar penjelasan seperti itu, apakah temen-temen perokok masih tetep
mau melanjutkan merokok? coba untuk dipikirkan kembali yah. Sederhananya, jika
kita mau sehat ya tentunya jauhi / hindari hal – hal yang membuat kita jadi
rentan akan sakit, salah satu nya ya MEROKOK ini.
Ada
informasi yang sangat menohok dari sebuah artikel yang saya baca. Ketua Tobacco
Control Support Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ( TCSC-IAKMI
) dr Sumarjati Arjoso, berdasarkan penelitian dari Department Respiratory and Critical Care Medical Peking
University First Hospital di China, menyampaikan bahwa Perokok memiliki resiko
tinggi untuk terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Bahkan, perokok yang
merupakan pasien positif Covid-19 memiliki tingkat kematian lebih tinggi.
Dalam
penelitian tersebut menemukan bahwa perokok memiliki risiko 14 kali lebih
tinggi terinfeksi Covid-19 . Perokok juga memiliki risiko gejala 2,4 kali lebih
parah jika terinfeksi virus corona.
Tidak
sedikit lho temen – temen saya yang perokok aktif, menginjakan kakinya ke ruang
operasi disebabkan oleh masalah pernafasan / paru – paru yang sudah sangat
kotor karena zat – zat yang ada didalam rokok. Tidak heran, jika perokok
menjadi salah satu resiko tertinggi terpapar corona virus disease ( Covid-19 ). Saya ngetik ini aja sampai narik
nafas dalam – dalam lho.
Bicara
mengenai zat – zat yang terkandung dalam rokok, alih – alih ingin mencoba
berhenti merokok, temen saya yang diawal tadi saya ceritakan, akhirnya mencoba
untuk berhenti merokok tembakau dan berpindah ke rokok elektrik ( Vape ).
Menurutnya, hal tersebut dapat membantu nya bisa berhenti dari ketergantungan
merokok tembakau.
Temen
– temen disini setujukah dengan pernyataan bahwa dengan beralih ke rokok
elektrik ( vape ) akan bisa membuat perokok berhenti dari kebiasaannya merokok
tembakau? Yuk kita galih lagi lebih dalam.
MENGENAL ROKOK ELKETRIK YANG RESIKO
NYA SAMA BESAR DENGAN ROKOK TEMBAKAU
Secara
ilmiah, dr. Frans menjelaskan bahwa rokok elektrik ( vape ) hanya memasukan
nikotin saja, sementara di rokok biasa ( tembakau ) ada 3 zat yang berbahaya (
nikotin, tar dan gas karbonmonoksida ). Jadi, intinya tetap ada zat yang
berbahaya didalam rokok elektrik.
Walaupn
kerusakan jaringan paru secara anatomis dan fisiologis terkurangi karena adanya
pengurangan zat di rokok elektrik ( vape ), tetapi alangkah lebih baik jika “TIDAK
MEROKOK SAMA SEKALI”.
Teman
saya tadi, mencoba beralih ke vape sejak 2018 – 2019 dikarenakan aroma nya yang
beragam, dan hal tersebut membuat nya sangat yakin bisa berhenti dari rokok tembakau,
walaupun menurutnya yang memebedakan vape dan tembakau hanya ada di aroma dan
rasa nya saja, selebihnya sama.
Nah
disini Mba Nina Samidi menambahkan bahwa walaupun ada Vape yang tidak mengandung
Nikotin, vape tersebut akan tetap berbahaya karena ada kandungan zat yang ada
didalam nya. Jadi uap air yang dikeluarkan dari vape itu jelas berbeda yah
temen – temen dengan uap air dari rebusan air. Di vape itu merupakan aerosol
yang mengandung zat kimia berbahaya yang ikut dalam uap nya.
Perlu
diketahui dan dicatat juga nih temen-temen, bahwa Vape sangat tidak disarankan
untuk dikonsumsi, begitupun WHO yang mengatakan bahwa mengkonsumsi Vape
bukanlah cara untuk berhenti merokok.
KESADARAN MASYARAKAT (
PEROKOK AKTIF ) DI TENGAH PANDEMI MASIH BELUM ADA / MASIH KURANG.
Mba
Nina Samidi akan menjelaskan tentang kesadaran masyarakat ( perokok aktif )
ditengah pandemi yang masih belum ada / masih kurang.
Menurut
nya, masyarakat pasti nya sudah paham dan sadar betul tentang bahaya nya
merokok. Tapi memang kesadaran tersebut perlu didorong dengan adanya peraturan.
Karena jika kebijakan kita masih belum tegas terhadap penerapan kawasan bebas
rokok, maka kesadaran tersebut akan
luntur.
Pada
akhirnya, masyarakat dalam hal ini adalah perokok aktif, merasa ada kelonggaran
dalam merokok yang berujung kepada tidak disipiln nya diri sendiri. Jadi, penerapan
kawasan dilarang merokok seperti merokok didalam / area rumah harusnya
diterapkan dalam sebuah kebijakan yang tegas.
Melihat
data dari Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) dua tahun lalu yang menyebut
hampir sepertiga dari populasi penduduk di Indonesia itu merupakan perokok
aktif, Jadi bagaimana pengendalian
tembakau di tengah situasi pandemic seperti ini?
“Mendengar
penjelasan dr. Frans tadi, bahwa ada hubungan antara Covid-19 dengan perilaku
merokok yang dapat meningkatkan resiko infeksi Covid-19 dan juga meningkatkan
komplikasi nya. Hal tersebut seharusnya bisa menjadi dasar untuk pemerintah
agar menerapkan aturan terhadap pegendalian tembakau yang lebih ketat” ungkap
Mba Nina.
Mba
Nina menambahkan, jika pemerintah ingin menurunkan angka penularan, salah satu
langkah yang harus dilakukan adalah mem block lebih dulu resiko awal yaitu
perilaku merokok salah satu nya. Jadi, selain memakai masker, rajin cuci
tangan, dan juga jaga jarak, Tidak Merokok ini harus nya bisa ditambahkan
kedalam bagian perilaku hidup sehat.
Lalu, adakah strategi
pemerintah yang secara spesifik terkait hubungan antara merokok dengan ancaman Covid-19?
Strategi
secara umum mengenai pengendalian tembakau sudah ada, ada PP 109 Tahun 2012
yang mengatur hal – hal mengenai perilaku merokok, iklan, peringatan kesehatan dilakukan
revisi.
Sementara
untuk ke masayarakat nya sendiri sudah masuk ke dalam GERMAS ( Gerakan
Masyarakat Sehat ) yang salah satu gerakannya adalah tidak merokok.
Mba
Nina kembali menambahkan bahwa saat ini pun sedang mendorong pemerintah, bersama
jaringan pengendalian tembakau supaya pemerintah memasukan upaya pengendalian
tembakau kedalam langkah – langkah penanganan Covid-19.
Indonesia
seharusnya bisa mencontoh negara lain yang pemerintah nya sudah berhasil dalam melakukan
pelarangan “penjualan rokok” yang secara otomastis akan mengurangi konsumsi
perokok. Lihat saja Botswana, India, dan South Africa. Bahkan di Botswana melakukan
larangan impor juga di masa pandemi seperti ini.
LANGKAH AGAR MEROKOK DIRUMAH
ITU BISA DIHENTIKAN DITENGAH PANDEMI
dr.
Frans membagi tips and trick nya dengan lebih kepada menghimbau semua lapisan
masyarakat yang sebenarnya mereka sudah tahu betul tentang apa bahaya dan juga
segala resiko yang didapat dari merokok. Dan dr. Frans pun menambahkan bahwa
sebagai tindakan preventif, bisa dimulai dari anggota keluarga, karena dirasa
lebih efektif untuk bisa melakukan pelarangan merokok dianggota keluarga nya.
Mba
Nina juga menyampaikan, jika ada warga di sekitaran rumah masih merokok,
langkah pengaduan kepada ketua RT ini dirasa sangat lah tepat, karena melihat
RT sangat fungsional untuk mendorong warga nya menerapkan sesuatu salah satu
nya menerapkan wilayah yang bebas dari asap rokok. Contoh nya seperti sebuah
wilayah di Jakarta Timur ( Kampung Penas ) yang sudah berhasil menerpakan
kawasan bebas dari asap rokok.
KOMNAS PENGENDALIAN TEMBAKAU
MENGINISIASI GERAKAN RUMAH SEHAT TANPA ROKOK.
Melihat
presentasi perokok pasif yang begitu tinggi yaitu sebesar 75% di Indonesia, untuk
itu perlu memastikan bahwa Rumah ( yang saat ini jelas menjadi satu – satu nya
tempat berkegiatan selama PSBB ) benar- benar aman buat semua anggota keluarga.
Mba Nina juga mengaharapkan Pemerintah membuka
mata dan buka telinga terhadap fakta bahwa rokok adalah menjadi salah satu
resiko Covid-19 sehingga menerapkan pengendalian konsumsi rokok dalam penangangan Covid-19.
Untuk
itu, saya dan mewakili semua teman – teman yang terimbas asap dari perokok
aktif, memohon juga kepada pemerintah untuk segera memberikan keputusan dan
kebijakan terhadap pengendalian tembakau yang lebih tegas dan lebih ketat. Buktikan
lah bahwa Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang bisa mencapai Generasi Emas
2045.
Nah, setelah membaca ini, Apa pilihanmu : Berhenti Merokok Atau Terpapar Covid-19?
Saya
sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau
dorongan kepada pemerintah untuk #putusinaja kebijakan pengendalian tembakau
yang ketat. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog serial
#putusinaja yang diselenggarakan KBR ( Kantor Berita Radio ) dan Indonesian
Social Blogpreneur ( ISB ). Syaratnya, bisa Anda lihat disini.
Referensi :
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/14/181800023/ini-alasan-perokok-sangat-rentan-terinfeksi-covid-19 ( Diakses tgl 27 Mei 2020 )
Soal rokok dan Covid-19 ini emang sedih sih kak.. Apalagi Guru SD saya juga meninggal padahal masih muda, ya apalagi kalo bukan sakit paru-paru karena dari dulu selalu merokok huhu. Semoga kita semuanya sehat selalu ya kak..
ReplyDeleteSedih banget kak, temen ku juga hampir mba. Tapi ya gitu setelah sembuh masih aja nggak kapok buat ngerokok lagi.
DeleteAlhamdulillah suami dan lingkungan saya tidak merokok. Yg bikin bingung itu kalau ada tamu yg merokok. Udah jelas kami tidak menyediakan asbak kafena tidak ada yg merokok. Eh masih menggunakan bungkus rokoknya sebagai asbak. Apa harus saya usir saja gitu ya? Perokok kan mana mau tahu itu asap rokok bisa nempel di kursi, dll barang di rumah saya...
ReplyDeleteAda saran?
Saran aku nah teh, jangan diusir atuh hehe tapi mungkin bisa kasih arahan dan penjelasan ke tamu nya dengan baik-baik. Soalnya saya dan temen-temen saya pernah menjadi tamu juga, dan tuan rumah nya bilang "kalau ada yang rokok, maaf yah nggak bisa masuk dulu" waktu itu sih alesannya karena ada bayi teh. Nah Teh Okti bisa juga tuh kasih alesan yang kuat. Selamat mencoba teh ;)
DeleteKita seringkali lupa bahwa motivasi utama perokok adalah mencari ekstasi (alias mencari kebahagiaan) sebab otak mereka memang membutuhkan itu. Dan bagi perokok ini, kebahagiaan itu berasal dari batang rokok yang mereka pegang.
ReplyDeleteMaka, kalau kita ingin orang-orang berhenti merokok, perlu binaan bagi mereka untuk bisa membahagiakan diri sendiri tanpa menggantungkannya pada rokok. Jika mereka sudah paham tentang konsep membahagiakan diri sendiri tanpa menyakiti parunya sendiri, tentu akan lebih mudah meminta mereka berhenti merokok. :)
Yup bener mba, tugas kita lah membina mereka - mereka ini untuk bisa buat mereka bahagia tanpa bergantung dengan rokok yah mba.
DeleteMerokok itu pada dasarnya memang hanya meruk=sak kesehatan. Menabung penyakit di masa depan. Mau pakai tembakau atau vape sama aja rusaknya. Kasihan kan perokok pasif malah lebih cepat terkena penyakit paru2, jantung dll. Stop merokok mulai sekarang.
ReplyDeletePenyakit nya padahal serem-serem banget yah mba, tapi nggak pernah ada takt nya bagi perokok-perokok aktif ini.
DeleteKasadaran diri sendiri dan support dari Pemerintah dengan Kebijakan yang tegas akan bahaya asap rokok ini sangat diperlukan demi tercapainya Generasi Emas di masa depan ya.
ReplyDeleteKesadaran diri dulu deh yah mba han lebih ditingkatkan lagi gitu yah, lalu peran Pemerintah juga memang sangat bereperan penting banget. Mesti tegas dan kuat nih dari Pemerintah nya ;)
DeleteAku auto kepikiran sama anak dengan anggota keluarga dewasa yg perokok. Ya Allah kasihan....
ReplyDeletePadahal udah jelas perokok aktif lebih riskan yah. Semoga ini jadi pertimbangan banget buat mereka perlahan hingga totally berhenti merokok.
Btw sayang banget ak melewatkan live YT kemarin :(
Banget mba, anak-anak jadi korban mereka yang tanpa memikirkan orang lain.
Deletewah hebat kampung penas bebas asap rokok. pengennya banyak kampung yang bebas asap rokok. semoga kesadaran warga akan bahaya merokok semakin meluas
ReplyDeleteSemoga semakin banyak kampung - kampung atau wilayah -wilayah di Indonesia yang menerapkan hak serupa kampung Penas yah mba ;)
DeleteMemang masih menjadi PR banget ya untuk hal ini. Seringkali untuk bisa total berhenti juga gak bisa cepat. Ya semoga aja semakin banyak yang sadar
ReplyDeleteBetul mba. Saya punya temen yang bener-bener bisa total berhenti dari rokok, dengan niat dan tekad yang kuat. Tentunya sebagai temen sangat support ;)
DeleteRokok bagi saya seperti nggak ada bagus bagusnya sih. Hanya saja saya termasuk penasaran, bagaimana awal mula dari merokok menjadi kebiasaan umum di Indonesia.
ReplyDeleteMungkin banyaknya faktor mba, salah satu nya adalah anak-anak yang meniru tingkah laku orang tua nya. Semakin dilarang semakin mengumpet merokok nya. Balik agi orang tua adalah panutan anak-anak nya.
Deletesuami aq perokok dan susah sekali utk berhenti, sempat pindah ke vape dia balik lagi meroko
ReplyDeleteSemangat mba, semoga suaminya bisa totally berhenti merokok yah mba.
DeleteGa dua-duanya huhuhu
ReplyDeleteSemoga yang para perokok ini paham ya kalau di musim covid ini bahaya banget :((
Semoga yah mba, karena saya lihat disalah satu sosmed, banyak yang mengomnetari bahaya rokok ini seolah tak ada apa-apa nya. Sangat miris sekali.
Deleteyang pasti. nggak dua-duanya mas hehehe dulu aku perokok berat sekarang malah benci asap rokok
ReplyDeleteWah keren atuh mba iren sekarng malah udah benci asap rokok, semoga bisa menjadi inspirasi yang lain untuk bisa berhenti dari merokok. :)
DeleteAda pembahasan rokok saat live itu, beneran banyak masukan banget nih. Jadi kepikiran teman-temenku yang perokok, belum berhenti ampe sekarang. Pas dikasih link youtubenya. Malah dicuekin dong aku, hiks.
ReplyDeleteHhehe sama dong ceu, link ini juga aku share biar mereka baca. Udah ketebak sih apa yang dibales hehe, tapi yang cuekin juga gak sedikit. Mungkin antara mereka "ketampar" atau memang beneran sama sekali "nggak peduli".
DeleteSerem banget yaah emang rokok itu. Nggak yang ngerokok, nggak yaang perokok pasif semua kena imbasnya. Semoga semakin banyak orang yang tau akan bahaya dari rokok ini yaah aamiin
ReplyDeleteBanget bang, aseli deh beruntung banget sih menjadi salah satu orang yang nggak suka merokok.
DeleteIsu soal rokok ini sering bikin gemes apalagi klo udah makin banyak korban dari para perokok aktif.
ReplyDeleteDan perooko aktif nya tetep dengan pendiriannya, egois dan merasa tak salah apa-apa, menurutnya merokok adalah hak mereka. Padahal hak yang lain juga untuk bisa menghirup udara sehat tanpa asap rokok yah mba ;)
DeleteSetuju banget, perokok aktfi di Indonesia itu sangat sangat belum sadar diri baik untuk menjaga kesehatannya sendiri maupun kesehatan keluarga dan orang lain. Terkadang jika sedang berada di fasilitas publik dimana banyak terdapat orang-orang yang tidak merokok eh dia dengan cueknya mengepulkan asap rokok ke tengah-tengah orang-orang.
ReplyDeleteSaya pernah ikut campaign, mengambil rokok yang sedang dihisap perokok diarea CFD beberapa tahun lalu. Itu pun dengan izin terlebih dahulu, kebanyakan memang nurut tuh mba rokok nya kami ambil dan kami matikan. Tapi setelah CFD, apalah mereka berhenti merokok? Saya yakin sih mereka masih menjutkan merokok. At least kita sudah memberikan informasi ttg bahay merokok.
DeleteMenurutku kurang bijak melarang orang merokok di rumahnya sendiri. Yang lebih bijak adalah justru suatu lingkungan menyediakan ruang terbuka hijau untuk para perokok. Misal di sebuah RT, kalau dilarang merokok di rumah ya siapkan ruang tebuka hijau di RT tersebut :) Tanaman akan menetralisir asap.
ReplyDeleteKalau ini tergantung kesepakatan dari anggota keluarga aja mba hehe. Saya juga sependapat jika memang RT menyiapkan ruang terbuka hijau, tapi alangkah lebih baik lagi jika RT bisa memberikan himbawan ke warga nya untuk membiasakan diri "tidak merokok" sehingga tercipata lingkungan yang sehat diwilayah nya pun di semua anggota keluarga yang tinggal diwilayah tersebut :)
Delete