IMPLEMENTASI SILA PERTAMA "KETUHANAN YANG MAHA ESA" YANG MENGAJARKAN BANYAK HAL



sumber : wikipedia

 
Sebagai warga negara Indonesia, sudah sepatutnya saya berbangga dengan segala kekayaan yang dimiliki dan keramah tamahannya. Ya walaupun masih saja ada “keributan” yang selalu bikin yang lain gerah.

Dari mulai ribut tentang beda pilihan pemimpin, sampai dengan ribut tentang “agama”. Miris banget yah, kalau kata beberapa temen saya bilang “kurang amalan pancasila mungkin”.

Well, mungkin ada benarnya juga apa kata temen saya, bahwa tidak semua warga Indonesia mengenal dan paham betul tentang isi / nilai – nilai dari Pancasila.

  Pancasila yang kita semua sudah tahu adalah sebagai dasar negara nya Indonesia. Nama Pancasila ini terdiri dari dua kata Sansekerta yaitu Panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas ( wikipedia ). Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bagi saya sudah sepatutnya semua warga negara Indonesia memahami semua isi dai 5 sila yang ada. Coba kembali kita tengok mengenai Ideologi Pancasila itu sendiri yang dimana Ideologi Pancasila merupakan suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan  Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara kerja perjuangan.

Nah, cara berpikir kita ini lho yang masih sering banget berbeda, dan seharusnya perbedaan itu bukanlah menjadi masalah, apalagi perebedaan pendapat yang sering kali dijadikan keribuatan dan akhirnya disangkut pautkan dengan agama yang kita peluk.

Padahal, kalau kita balik dan membaca kembali di sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengartikan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama.

Tuhan menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan bahkan juga Animisme (Chaidar, 1998: 36).

Untuk itu, sebagai pribadi yang sama sekali tidak menyukai keributan apalagi terkait agama, ini yang biasa saya lakukan :

1.       Menghormati agama lain
Disekeliling saya bukan hanya satu atau dua orang yang agama nya berbeda dengan saya. Tapi apakah saya lantas menjauhi nya? Lah kenapa?

Saya justru seneng banget mempunyai teman yang berbeda agama dengan saya, tanpa disadari saya bisa banyak belajar dari apa yang mereka lakukan didepan mata saya.

2.     Menghargai dan Menerima Pendapat
Dengan adanya teman – teman yang berbeda agama, membuat saya semakin kaya akan pengetahuan dan tentu nya adat istiadat di agama 
mereka.

Perbedaan pendapat, tentu selalu ada, jangan beda agama, yang beda kepala ( agamanya sama ) aja sering banget kan berbeda pendapat. Tapi apakah itu kita permasalahkan? tentu tidak pernah kita masalahkan.

Terlebih, kita berdiskusi, menghargai dan menerima pendapat lain serta mencari jalan yang terbaik, sehingga permasalahan beda pendapat ini tidak berlarut dan berkepanjangan.

3.    Bukan Penghalang
Beda agama dan beda pendapat tidak pernah saya jadikan penghalang untuk melakukan apapun. Jika saya membenci agama lain sam artinya saya membenci semua manusia yang ada di bumi ini.

Ya memang artinya dalem sih, nah kalau saya sudah ditahap membenci, semua nya akan dijadikan penghalang Untuk itu saya tidak pernah menjadikan perbedaan agama dan pendapat sebagai penghalang.

4.     Jangan mengujar kebencian
Nah ini nih yang paling penting juga, untuk jangan pernah sekali pun mengujar kebencian ke orang orang bahwa agama A begini dan agama B begitu.

Hidup rukun, tentram dan damai itu bukankah lebih menyenangkan? Lalu kenapa masih saja ada yang memilih untuk melakukan ujaran kebencian?

Percayalah mengujar kebencian kepada siapapun, tidak akan membuat mu bahagia.

Jadi, kurang lebih itu adalah 4 poin yang biasa nya saya lakukan dalam kehidupan sehari – hari yang dikelilingi dengan teman – teman yang berbeda agama. Lagi dan lagi ini adalah based on my experiences yah, semoga bisa teman - teman diambil positif nya.

Nah ngoomgin experiences nih, saya pernah punya pengalaman yang sampai saat ini saya jadikan pengalaman yang sangat berharga Pengalaman itu saya dapat dari dosen yang pada saat itu mengajar mata kuliah Pancasila.

Dan berikut ini adalah sebuah kutipan - kutipan yang bisa saya ambil  sewaktu kuliah, dimata kuliah Pancasila :

Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan dan saling mendukung. Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai Pancasila, begitu pula Pancasila memberikan ruang gerak yang seluas-luasnya terhadap usaha-usaha peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama (Eksan, 2000).

Abdurrahman Wahid (Gusdur) pun menjelaskan bahwa sudah tidak relevan lagi untuk melihat apakah nilai-nilai dasar itu ditarik oleh Pancasila dari agama-agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena ajaran agama-agama juga tetap menjadi referensi umum bagi Pancasila, dan agamaagama harus memperhitungkan eksistensi Pancasila sebagai “polisi lalu lintas” yang akan menjamin semua pihak dapat menggunakan jalan raya kehidupan bangsa tanpa terkecuali (Oesman dan Alfian, 1990: 167-168).

Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa yang menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan ajaran agama masing-masing. Karena itu, setiap umat beragama hendaknya memahami falsafah Pancasila itu sejalan dengan nilai-nilai ajaran agamanya masing-masing.

Dengan penerimaan Pancasila oleh hampir seluruh kekuatan bangsa, sebenarnya tidak ada alasan lagi untuk mempertentangkan nilai-nilai Pancasila dengan agama mana pun di Indonesia.

Well teman – teman, artikel kali ini cukup berat yah bahasannya hehe, tapi tetep dibuat santai aja yah baca nya. Semoga dengan adanya ini , semua warga Indonesia lebih memahami dan terpenting dapat mengamalkan nilai – nilai Pancasila. Sampai berjumpa di artikel – artikel berikut nya ;)


Comments

  1. saya paling empet pas beda pilihan pemipin kemarin bawa bawa agama. hmm padahal kalau paham agama dan pancasila maka harusnya bisa hargai perbedaan itu ya mas,

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepengelaman sama saya dong bang ikrom hehe, kemarin saya juga gitu bang dan bener emang empet banget kalo udah bawa - bawa agama karena beda pilihan.

      Delete
  2. sudah jadi sewajarnya kita menjaga keutuhan negara ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul kak, dan kita sebagai warga negara Indonesia yang baik memang sudah seharusnya menjaga keutuhan negara Indonesia :)

      Delete
  3. Jangan gara gara beda pilihan sampai gontok-gontokan. Lah yang dipilih malah semuanya beragama sama... Aneh memang. Pendukung kok ya mau dibayar murah...
    Kurang pelajaran PMP alias moral sepertinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iya teh, kadang suka heran yah teh, tujuan mereka gontok - gontokan karena beda pilihan tuh apa? Padahal masih banyak lho yang berbeda pilihan, tapi masih aman - aman dan rukun - rukun aja yah teh :)

      Delete

Post a Comment