"Untuk Menyelamatkan Generasi Emas dari Bahaya Rokok, Karawang Lakukan Ini"



Sumber gambar / ilustrasi : antaranews.com


“Lo gak ngerokok, berarti loe gak asik, lo nggak gaul dan lo gak laki..!!” Kata – kata itu sering banget mampir ke telinga saya sejak saya duduk dibangku SMA. Semua teman laki – laki saya meminta saya untuk merokok, tapi untungnya permintaan mereka tidak pernah saya indah kan. Karena memang saya sangat tidak tertarik terhadap merokok.

Jangankan teman – teman SMA yang tidak saya indahkan permintaannya, dirumah pun kalau Alm. Ayah saya sedang merokok dihadapan saya, beliau langsung saya minta pindah tempat untuk merokok tidak didepan saya. Semenjak itu beliau selalu menjauh dari saya ketika merokok dan perlahan – lahan beliau bisa berhenti.

Tetapi balik lagi, karena  saya juga menjalani hidup dilingkungan yang bersahabat dengan perokok, jadi sepertinya sulit untuk saya hindari. Rasa – rasanya juga tidak mungkin jika saya meminta mereka satu per satu untuk tidak merokok, siapa saya? dan pada  akhirnya hanya bisa menerima keadaan yang seperti itu. Tapi kalo sekarang sih harus berani menegur mereka yang merokok di tempat umum, agar bisa mengedukasi mereka juga mulai dari sekarang.

Well, ngomongin soal merokok, saat ini  tuh memang sangat perlu digencarkan sosialisasi dan edukasi mengenai “bahaya merokok”. Salah satu contoh nya seperti kegiatan Talkshow yang dilakukan oleh KBR ( Kantor Berita Radio ) di Ruang Publik nih, yang mengangkat thema “Selamatkan Generasi Emas Karawang dari Bahaya Rokok”.

KARAWANG SUDAH MENERAPKAN KAWASAN BEBAS ROKOK
Sumber gambar / ilustrasi : seton.com

Talkhshow yang dilaksanakan di Hotel Mercure Karawang itu dihadiri oleh mahasiswa - mahasiswa, blogger, tamu – tamu undangan dan juga tentunya narasumber – narasumber yang memang sangat ahli dibidang nya, seperti :

1.  Bpk. Samsuri SIP MM - Assisten Daerah Bagian Pemerintahan - Pemda Karawang
2.    Dr. H. Nurdin Hidayat - Plt Kepala Dinas Kesehatan Karawang , dan
3.   Dr. Renny Nurhasannah - Manager Program Pengendalian Tembakau dan Peneliti Pusat Kajian Jaminan Sosial ( PKJS ) Universitas Indonesia.

Dari awal pembahasan, saya sudah sangat tertarik dan takjub betapa hebat nya karawang sekarang yah, karena Karawang sudah menerapkan kawasan tanpa dan bebas rokok ini sejak tahun 2016 lalu yang memang sesuai dengan Perda no.5 Tahun 2016 tentang kawasan bebas rokok.

NARASUMBER BERBICARA

Bapak Samsuri mengatakan bahwa “salah satu penyebab penyakit yang bersifat endemik itu adalah rokok dan salah satu penyakit nya dari merokok adalah paru – paru”. Untuk itu, beliau menambahkan perlu adanya regulasi tentang jalan - jalan protokol yang dilarang untuk dipasangi baliho ( baliho yang berkaitan dengan iklan rokok ).

Tentang kawasan karawang bebas rokok, Bapak Samsuri kembali memberikan informasi tentang tanggapan masyarakat terhadap hal tersebut, beliau mengatakan “Tanggapan masyarakat cukup baik, tetapi memang masih kurang karena masih ada beberapa tempat yang menyediakan ruang khusus merokok”

Untuk itu sosialisai akan terus ditingkatkan dan akan membentuk team / satgas untuk kepatuhan warga kepada kawasan publik bebas dari rokok. Dengan adanya perda ini, tentu kedepannya akan ada sanksi bagi warga yang melanggar peraturan, yaitu berupa denda maksimal 5juta tetapi saat ini sanksi tersebut memang belum diterapkan.

Yang lebih mencengangkan lagi ketika Bapak Nurdin Hidayat menginformasikan bahwa “Mereka yang berpendapatan lebih rendah, justru tingkat konsumsi rokok nya lebih tinggi dari mereka yang berpendapatan tinggi” Hal seperti ini yang memang perlu terus diedukasi dan terus menerus dilakukan program kawasan bebas rokok.

Beliau juga mengatakan bahwa “usaha untuk melarang orang untuk tidak merokok dikawasan umum sudah dilakukan, contohnya seperti melakukan sosialasi ke supir – supir angkot”.

Kalo saya pribadi sih tahu betul bahwa kebanyakan supir – supir angkutan umum memang sangat bersahabat sekali dengan yang namanya rokok, untuk itu Pak Nurdin menggandeng mereka untuk sosialasi mengenai kawasan karawang yang bebas rokok.

Selain itu, Pak Nurdin juga menambahkan bahwa ada juga mahasiswa – mahasiswa yang dijadikan sebagai duta untuk bersama – sama memberikan informasi dan penyadaran kepada masyarakat.

Selain Pak Samsuri dan Pak Samsudin yang telah menyampaikan informasi tentang kawasan karawang bebas rokok, Ibu Renny pun menambahkan informasi yang tidak kalah pentingnya, beliau mengatakan bahwa “perokok dewasa dan anak meningkat” dan “Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018, usia 15 tahun keatas mencapai 33,8% dari populasi Indonesia”. Angka ini bukan main – main, untuk itu sosialisasi dan edukasi tentang bahaya merokok perlu terus ditingkatkan.

Apakah dengan sosialisasi bisa membuat mereka bisa berhenti merokok?

Sumber gambar / ilutrasi : clipart-library.com

Kabupaten karawang telah melakukan antisipasi dengan melakukan / membuat klinik konseling berhenti merokok di puskesmas – puskesmas, yang tentu tujuan utamanya adalah untuk membantu mereka yang ingin berhenti merokok.

Jadi, bagi siapapun yang ingin berhenti merokok, dipersilahkan untuk berkonsultasi ke puskesmas tersebut dan tidak perlu khawatir karena disetiap puskesmas, telah disiapkan 1 dokter dan 1 paramedis yang memang sudah dilatih konseling berhenti merokok di Yogyakarta.

Selain itu, perlu diketahui juga bahwa sudah ada sekitar 60 ribuan keluarga PKH ( Program Keluarga Harapan ) di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Apakah sudah tepat sasaran PKH nya?

Apakah PKH sudah tepat sasaran?

Banyak laporan bahwa PKH  ( Program Keluarga Harapan ) tidak tepat sasaran, untuk itu akan ada pendataan ulang dan labelisasi yang bisa menunjukkan / menandakan mana rumah tangga yang berhak menerima dan mana yang tidak.

Pak Nurdin mengatakan bahwa “Pemerintah itu memberikan PKH untuk membantu masyarahat / rumah tangga yang sangat miskin ( bagi mereka yang berhak menerima PKH ), yang mempunyai Ibu Hamil dikeluarganya, ada bayi / balita, dan anak sekolah. Itu bantuannya ditujukkan untuk perbaikian gizi Ibu Hamil, bayi / balita dan biaya anak sekolah.  Kedepannya akan ada sanksi sosial bagi mereka yang menerima bantuan tapi mereka tidak taat peraturan.

Bagaimana memastikan komitmen bahwa keluarga penerima PKH telah menerapkan dan menggunakan bantuan yang mereka terima?

Ibu Renny menjelaskan “Kementrian sosial telah menjelaskan sebelumnya bahwa mereka telah mengantisipasi bantuan tersebut dengan memberikannya dalam bentuk non tunai, seperti beras sejahtera, agar mereka tidak bisa membelanjakan hal yang tidak perlu. Tetapi Ibu Renny juga menambahkan memang perlu adanya pendataan ulang agar bantuan nantinya akan tepat pada sasaran, jadi tidak akan ada penyalahgunaan bantuan di PKH.

Lalu apa untungnya me labelisasi rumah penerima PKH?

Pak Nurdin mengatakan bahwa hal ini tentu akan ada keuntungan dan manfaat nya, untuk itu Pak Nurdin sangat senang jika hal ini bisa diterapkan di Karawang, jadi , nanti akan ada pelabelan “Saya Siap Menerima PKH dan Saya Tidak Merokok”.

Inti dari Talkshow ini adalah menunjukkan bahwa Karawang telah menerapkan kawasan bebas rokok untuk menyelamatkan generasi emas nya sejak 2016 lalu, dan pemerintahan karawang sudah melakukan sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat. Adanya kekurangan dalam sosialisasi dan pelaksanaannya, mereka akan terus perbaiki dan akan lebih ditingkatkan lagi, sehingga karawang benar - benar menjadi kawasan bebas dari bahaya rokok dan generasi emas karawang bisa terselamatkan.

Talkshow ditutup dengan quote dari Pak Samsuri :

"Mari kita sadar diri, paling tidak, tidak melakukan perbuatan yang membuatan orang lain menderita".
Terimakasih kepada KBR yang telah mengadakan Talkshow yang sangat bermanfaat ini dan juga terimakasih kepada narasumber – narasumber yang sangat informative dan juga semangat dalam memberikan sosialisai dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat karawang. Semoga generasi emas Karawang banyak terselamatkan dari bahaya rokok, dan juga penerapan ini bisa dilakukan disemua wilayah di Indonesia.

Comments

  1. Memang perlu dilakukan sosialisasi secara terterus-menerus agar masyarakat peduli dan mengindahkan ttg Kawasan Tanpa Rokok, paling tidak bisa mengedukasi masyarakat agar mentaati peraturan yang ada...

    ReplyDelete
  2. di karawang? wah kalo aku masih tinggal di cikampek, kayaknya bisa ikutan acara ini juga :)
    semoga generasi muda karawang bisa tumbuh berprestasi tanpa diganggu oleh pengaruh buruk dari asap rokok

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, ini di karawang, tapi semoga program seperti ini bisa menyeluruh ke semua daerah yah mba ;)

      Delete
  3. Wah keren yaa kak. Iyaa emang musti sering-sering diadakan sosialisasi semacam ini biar semakin banyak yang sadar efek buruk dari rokok. Alhamdulillah aku nggak ngerokok tapi lingkungan aku merokok semuaa :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak, semoga juga bisa menyeluruh sosialisasi semacam ini. thankyou kak ;)

      Delete
  4. Rokok memang dilema sih ya. Apalagi kalangan menengah ke bawah yang serasa rokok itu hal biasa jadi ya nggak apa-apa. Semoga makin banyak daerah di Indonesia yang melakukan sosialisasi soal bahaya rokok ini. Terima kasih sudah memilih untuk nggak jadi perokok ya. Sehat semangat selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat setuju mba, makannya banyak yang menagnggap rokok adalah hal yang biasa saja, dan semoga pemerintah gak pernah lelah untuk selalu memberkan sosialisasi semacam ini ;)

      Delete
  5. Rokok memang harus digalakkn untuk dihentikan ya, terkait bahayanya, pling sebel jk ada yg merokok ditengah yg tidak merokok memang, hadeuh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. dan kadang kalo kita tegor, malah galakan yang ngerokok yah kak hehe

      Delete
  6. Sulit memang kalau sudah kecanduan. Tapi bukan tidak mungkin berhenti. Siapa tahu dengan langkah ini bisa efektif Dan bisa ditiru di daerah lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin semoga semua perokok segera sadar betul betapa bahaya nya merokok ;)

      Delete
  7. hebat, kalau abang ini nggak merokok. Tapi benar juga ya, menghindari lingkungan yang tanpa rokok lebih sulit daripada menghindari rokok itu sendiri. Mau nggak mau jadi perokok pasif. Semoga banyak yang tersadarkan dari bahaya merokok ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Alhamdulillah mba semoga gak ada tergoda sedikit pun untuk merokok, ngeri ah ;)

      Delete
  8. Support untuk Karawang yang sudah menciptakan kawasan bebas rokok. Semoga akan menular ke daerah lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya semoga bisa menyeluruh ke seluruh daerah di Indonesia yah mba ;)

      Delete
  9. Semoga makin banyak daerah yang menerapkan KTR ya
    Paling sebel soalnya kalau ketemu orang merokok apalagi disekitarnya banyak anak kecil
    Egois banget!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya nggak memberikan contoh yang baik ke anak - anak kecil.

      Delete
  10. Salut buat Mas Adhe yang enggak ngerokok, Alhamdulillah Bapakku dan suamiku bukan perokok.
    Semoga kampanye menyelamatkan generasi muda dari rokok yang secara berkelanjutan digelar KBR dapat meningkatkan kesadaran masayarakat akan bahaya rokok.
    Dan setuju denga quote P Samsuri: "Mari kita sadar diri, paling tidak, tidak melakukan perbuatan yang membuat orang lain menderita".

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba, semoga gak tergoda icip, takut hehe, waah keren Bapak dan suami nya mba bukan perokok. Semoga dengan adanya sosialisasi ini, buat mereka yang merokok segera sadar akan bahaya nya merokok yah mba ;)

      Delete
  11. Keren banget ini di Karawang. Semoga daerah lainnya juga bisa seperti ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ya mba, semoga gak hanya dikarawang saja yah ;)

      Delete
  12. Bagus nih dengan adanya aneka peraturan yang dikeluarkan agar semakin terjaga anak bangsa untuk tidak merokok . Berharap sih di daerah lain juga bisa ada penerapan begitu yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga acara sosialisai KBR kemarin dapat didengar oleh pemerintah - pemerintah daerah lain yah mba, agar bisa menerapkan ini ;)

      Delete
  13. Wuah saya sangat mengapresiasi tindakan dan sosialisasi yang dilakukan di Karawang demi terciptanya lingkungan sehat bebas rokok. Semoga bisa berjalan sebagaimana harapan dan bisa di adaptasi juga di lingkungan lainnya

    ReplyDelete

Post a Comment